Yogyakarta – Setelah beberapa bulan terus meroket, dua minggu terakhir harga cabai mulai bergerak turun.
Turunnya harga cabai, terutama dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan komoditas cabai dari sentra-sentra penghasil cabai seperti pesisir selatan Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY).
Dari sentra ini diprediksikan pasokan bisa mencapai 1.450 ton selama bulan Oktober 2019. Atau meningkat tiga kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Dari Pusat Informasi Panen Cabai, Paguyuban Petani Cabai di Desa Bugel, Panjatan, kabupaten Kulonprogo, DIY, selama bulan Juli 2019, produksi cabai mencapai 1.417,50 ton atau sekitar 40 ton per hari.
Kemudian pada bulan Agustus 2019, sedikit mengalami penurunan akibat usainya masaa panen di sejumlah tempat, dan tengah dilakukannya peremajaan tanaman cabai.
Sehingga volume panen cabai bulan Agustus 2019 mengalami penurunan cukup dratsis yakni hanya sekitar 568,40 ton.
Dengan kondisi tersebut, berdampak pada kenaikan harga cabai di pasaran cukup sidnifikan, saat itu. Yakni mencapai Rp 60.000 hingga Rp 70.000 per kilogram, untuk cabai merah, keriting dan rawit.
Kemudian pada bulan September 2019 produksi masih rendah, yakni hanya mencapai 533,40 ton atau rata-rata hanya 12 ton per hari. Sehingga harga pun belum bisa turun, karena faktor pasokan dan permintaan yang tidak i9mbang.
Namun pada bulan harga mulai menurun, karena panen mulai melimpah. Dan diperkirakan panen cabai bulan Oktober 2019 bisa mencapai 1.430,63 ton, atau rata-rata 40 ton per hari.
“Ini pengaruhnya juka sampai ke harga cabai di Jakarta. Karena hampir 50 persen panen cabai dari Kulonprogo masuk Jakarta,” ujar Sukarman Ketua Paguyuban Petani Cabai, Bugel, Kulonprogo, Kamis ( 24/10).
Selain akan mempengaruhi harga cabai di Jakarta, melimpahnya pasokan cabai dari sentra cabai di pesisir selatan Kabupaten Kulonprogo, juga dipastikan akan mempengaruhi harga cabai di beberapa kota besar lainnya, seperti Palembang dan Medan.
“Otomatis akan begitu, karena selain Kulonprogo, pasokan melimpah juga datang dari sejumlah sentra cabai di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Magelang, Banyuwangi, dan Malang, “ ujarnya.
Di Kabupaten Kulonprogo, total lahan cabai yang sedang mengalami lonjakan produksi sekitar 600 hektare, dan mampu menghasilkan sedikitnya 150 ton per hari untuk pasokan Jakarta.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kulonprogo, Aris Nugroho, ketika diminta data panen raya cabai di sentra cabai Kabupaten Kulonprogo, DIY.
Ia menjelaskan, 600 hektar tersebut tidak seluruhnya di pesisir selatan, karena di sejumlah wilayah cabai juga di tanam di daratan ( persawahan dan tegalan ). Meski jumlah areal terbesar tetap berada di kawasan pesisir mulai dari Pantai Trisik hingga Pantai Congot, Kabupaten Kulonprogo. (sug)
(Jogjainside.com)